Link Video yang diulas :
https://www.youtube.com/watch?v=jC7L5zpnCQY
Setelah melihat video tersebut tentunya penulis mendapat gambaran akan masa depan dari teknologi informasi (TI) yang akan segera hadir di kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi gaya hidup penulis dan juga masyarakat. Masa depan yang dimaksud penulis di dalam video itu bukanlah masa depan yang jauh untuk ditemui, hal tersebut sudah sangat dekat dengan kita saat ini. Hanya saja di negeri kita tercinta ini kita belum menemui penggunaan dari teknologi-teknologi yang dipaparkan di video tersebut. Ulasan penulis saat ini akan membahas prediksi serta opini pribadi penulis mengenai bagaimana pengaruh kecanggihan teknologi tersebut terhadap gaya hidup masyarakat, disertai pemaparan beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab mengapa teknologi yang ada di dalam video tersebut belum ada di sekeliling kita utamanya di negeri kita Indonesia tercinta ini.
Dalam video tersebut dapat dilihat banyak sekali penggunaan sebuah hardware yaitu layar sentuh dengan ukuran yang lebih besar daripada monitor PC saat ini, hardware itu disebut smart mirror. Masyarakat saat ini telah mengalami suatu kemajuan dalam hal IPTEK, dibuktikan dengan telah adanya transisi dari penggunaan telepon genggam tradisional yang masih menggunakan keypad menjadi pengguna smartphone yang telah mengadopsi teknologi layar sentuh / touch-screen yang juga menggantikan peran keypad sebagai media untuk meng-input perintah berupa kata-kata atau tulisan. Bahkan saat ini pun teknologi layar sentuh telah digunakan pada laptop oleh beberapa brand seperti ASUS, HP dan Lenovo. Sejatinya, smart mirror merupakan hasil dari pengembangan teknologi layar sentuh ini dengan suatu pembeda yaitu smart mirror dapat berukuran lebih besar dan berbentuk suatu cermin dua arah dengan tampilan yang nyaris transparan.
5G is A High Valuable Technology
Bagaimana teknologi ini dapat terwujud? Mari kita beralih sejenak untuk melihat bagaimana raksasa dari Asia sedang bangkit dari tidurnya dan mengguncang dunia dengan kehadirannya di berbagai pasar dunia termasuk dalam bidang teknologi. Tahun 2019 lalu tepatnya pada bulan November, China telah resmi dan berhasil dalam meng-komersialkan teknologi 5G yang dianggap sebagai teknologi tercanggih saat ini. Hal ini tentunya mengalahkan negeri paman sam yang juga berlomba dalam menerapkan teknologi 5G, dan China telah berhasil menyediakan teknologi tersebut ke 50 Kota yang dapat dikatakan penggunaannya telah cukup masif walaupun dengan harga yang cukup mahal untuk mendapatkan layanan itu.
Kehadiran teknologi 5G yang digadang-gadang memiliki kecepatan super yaitu mencapai 1 Gbps bahkan melebihinya dapat mendukung penggunaan smart mirror menjadi seperti yang dipaparkan dalam video tersebut. Memungkinkan adanya proses pembelajaran lintas benua secara real-time dengan lebih lancar karena kecepatan tinggi dari sinyal 5G tersebut, saat ini pun di negara-negara yang sudah menggunakan teknologi 4G proses pembelajaran yang dimaksud sudah dapat terjadi melalui sebuah video call namun adanya teknologi 5G ini akan memperlancar bahkan memungkinkan penggunaan yang bukan cuma video call saja namun menjadi suatu hologram tiga dimensi (3D). Hal ini menandakan bahwa kita semakin dekat dengan teknologi futuristik yang dulu hanya sebagai angan-angan belaka.
Life Style within Advance Technology
Media yang paling banyak digunakan manusia untuk merekam jejak peristiwa sebelum adanya dunia digital adalah kertas, namun dengan adanya kemunculan dunia digital diiringi dengan berkembangnya teknologi maka dapat dilihat transisi disini yaitu penggunaan kertas yang menjadi semakin berkurang dan digantikan oleh sistem pencatatan dari dunia digital. Salah satu contoh konkret yang dapat dilihat adalah terlaksananya ujian online berbasis komputer seperti UNBK di Indonesia tercinta ini, dengan menghadirkan sistem dari dunia digital maka tergantikan ribuan kertas soal tersebut menjadi satu buah PC saja dan terjadi peningkatan mutu yaitu meminimalisir kebocoran soal dan efisiensi pelaksanaan program ujian tersebut.
Teknologi yang hadir bagi manusia sejatinya memiliki satu tujuan yang sama yaitu “memudahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari” namun kehadirannya tidak hanya meng-efisiensi kehidupan sehari-hari tapi juga mengubah gaya hidup secara luas. Dapat dilihat ketika pada salah satu bagian di video tersebut saat kegiatan pembelajaran di kelas, terdapat berbagai macam kegiatan yang terjadi dalam satu waktu. Multi-tasking bukan lagi hal yang aneh atau susah untuk dilakukan, dengan adanya bantuan teknologi hal tersebut dapat menjadi lebih mudah. Pun saat ini multi-tasking sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, seperti kita tetap dapat menonton Youtube di laptop / PC selagi membalas pesan / chat dari salah satu kawan kita di Facebook. Atau ketika kita sedang melakukan video call dan browsing di waktu yang bersamaan.
Selain multi-tasking ada juga hal baru yang muncul yaitu keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain melalui media internet, konektivitas / ke-terhubungan ini juga mengarah kepada suatu integrasi dalam masyarakat. Integrasi ini dapat dilihat ketika pemerintah Indonesia mulai menggunakan nomor induk kependudukan (NIK) dalam administrasi negara, seperti penggunaan NIK pada registrasi kartu seluler, atau pada kartu layanan masyarakat seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dampak yang dapat dirasakan adalah semakin efektif / mudahnya masyarakat dan pemerintah dalam rekap data / dokumentasi hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat, serta terdapat penurunan biaya operasional karena integrasi yang digunakan ini berada di dunia digital dan nyaris bersifat paperless.
Sehingga dari sini dapat dilihat bahwa gaya hidup yang muncul nantinya akan berbasis pada multi-tasking, konektivitas dan integrasi sistem. Teknologi yang paling dekat dan akan mendukung hal tersebut adalah Single Sign On (SSO) dimana memungkinkan seseorang untuk masuk ke dalam jaringan / sistem dan mengakses / mengolah sumber daya di dalamnya hanya dengan satu akun saja.
The Reality Around Us
Hingga di sini pembahasan penulis selalu mengarah kepada hebatnya kemajuan teknologi dan bagaimana teknologi tersebut telah dan akan berdampak seperti apa kepada masyarakat luas saat kemunculannya mulai di-komersialkan. Namun, mari kita satukan pemikiran terlebih dahulu untuk melihat kembali ke masa sekarang dan menyadari realita yang mungkin tidak berbanding terbalik dengan bayangan kita tentang masa depan tapi cukup untuk menyegarkan fantasi kita bahwa teknologi canggih itu belum menyentuh masyarakat dunia secara luas. Tentunya disini kita akan bertanya dalam benak masing-masing, apa yang menghambatnya? Atau kenapa di tanah air ini kecanggihan teknologi seperti 5G ataupun smart miror belum bisa dirasakan / marak ditemui?
Dalam benak kawan-kawan sekalian tentu sudah tergambar jawaban dari pertanyaan tersebut, namun disini penulis akan menyebutkan beberapa faktor saja yang menjadi jawaban dari pertanyaan di atas.
Studi tentang teknologi seringkali diiringi dengan studi dari bidang kesehatan, hal ini bertujuan untuk menetapkan serta mengawasi teknologi yang dikembangkan tidak akan berpotensi untuk merusak / mengganggu kesehatan manusia nantinya. Dan kesehatan disini akan menjadi faktor pertama yang dibahas penulis. Mengingat adanya teknologi 5G yang mulai di-komersialkan di China, perlu disadari bahwa dengan kecepatan akses data yang tinggi maka dibutuhkan pula spektrum frekuensi yang tinggi pula karena secara ilmu terapannya kedua hal ini berbanding lurus. Dalam bidang kesehatan spektrum frekuensi yang tinggi tersebut berarti akan adanya paparan radiasi dalam proses operasionalnya.
Berdasarkan salah satu sumber referensi penulis, saat ini belum ada studi yang mendalam mengenai dampak teknologi 5G terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. Munculnya kekhawatiran bahwa dengan adanya teknologi tersebut akan terjadi kerugian yang lebih besar dari sisi kesehatan lingkungan dan diri sendiri dibandingkan manfaat yang akan diterima, walaupun secara teoritis sudah muncul gambaran solusi berupa infrastruktur jaringan yang dapat meminimalisir hal tersebut.
Selain faktor kesehatan mari kita menyinggung faktor yang berikutnya yaitu infrastruktur, sebuah faktor yang sangat berperan mendukung terwujudnya implementasi teknologi canggih seperti 5G. Kiranya kita sebagai masyarakat menyadari bahwa faktor tersebut masih menjadi penghalang yang cukup besar bagi tanah air ini, kurang meratanya pembangunan infrastruktur menjadi bukti bahwa belum adanya kesiapan dari pemerintah dan masyarakat dalam menerima dan mengimplementasikan teknologi canggih. Sebuah realita yang dapat kita sadari adalah dengan adanya pembangunan palapa ring / tol langit bagi jaringan telekomunikasi di Indonesia belum efektif dalam menyebar dan meratakan penerimaan sinyal 4G saat ini. Bukan bermaksud untuk merendahkan, tapi penulis pun meng-apresiasi hal ini sebagai langkah yang baik dalam membangun kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia. Tapi hal ini juga sebagai bukti bahwa kecanggihan infrastruktur saat ini belum memadai untuk menerima teknologi 5G.
Dan faktor terakhir yang akan dibahas oleh penulis adalah faktor intelektual yang melekat secara pribadi dalam masing-masing individu. Kehadiran teknologi seperti dalam video tersebut juga memunculkan tantangan bagi para penggunanya, pertanyaan yang muncul di sini apakah kita sebagai pengguna / user dari teknologi tersebut sudah siap untuk menggunakannya? Dan apakah kita sebagai pengguna akan memanfaatkan teknologi tersebut secara tepat guna? Jawaban dari pertanyaan ini cukup disadari oleh masing-masing pribadi.
Intelektual yang dimaksud berhubungan erat dengan literasi individu, dapat disadari bahwa untuk saat ini pun Indonesia masih mendapat peringkat rendah untuk perihal literasi. Budaya membaca di Indonesia dapat dikatakan cukup rendah menurut sumber referensi penulis, dalam hal ini mari kita mengingat kembali berapa banyak konten digital maupun non-digital yang kita lihat untuk menambah wawasan diri. Mengapa literasi berpengaruh untuk menerima teknologi canggih? Karena literasi adalah basis dari kesiapan intelektual individu untuk menggunakan teknologi secara tepat guna dan bukan untuk merusak tatanan yang sudah ada. Walaupun memang adanya kesadaran dari masing-masing individu juga berpengaruh besar dalam hal itu, namun setidaknya ketika budaya literasi telah mumpuni diikuti dengan kenaikan tingkat intelektual individu akan tercipta user yang dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal karena telah memahami bagaimana cara menggunakan fitur-fitur yang ada.
Dapat digambarkan seperti ketika kita membeli sebuah smartphone dengan ratusan fitur atau aplikasi yang dapat membantu hidup dan pekerjaan kita, namun hanya dimanfaatkan beberapa fitur atau aplikasi saja seperti media sosial, aplikasi editing foto, aplikasi gaming online atau fitur canggih kameranya saja yang dapat mengambil gambar / momen tertentu secara apik. Sungguh hal yang sia-sia ketika kita menyadari bahwa kemampuan smartphone yang dalam genggaman ini lebih dari yang dapat kita manfaatkan.
Resolution
Penulis dan juga kawan-kawan pembaca, patut kita sadari saat ini kita sedang berjalan bersama-sama menuju era kecanggihan teknologi informasi. Ulasan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun akan tetapi sebagai prediksi serta opini pribadi penulis terhadap video yang memperlihatkan gambaran teknologi informasi yang akan segera tiba bahkan sudah ada di belahan dunia lain. Tidak ada gading yang tak retak, dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.
Saran dan kritik yang membangun akan diterima secara terbuka oleh penulis. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita semua.
Referensi penulis :
https://m.detik.com/news/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia-serendah-ini
http://indonesiabaik.id/infografis/konten-favorit-warganet-indonesia