Link video yang diulas :
https://www.youtube.com/watch?v=2rzxAyY7D7k
Setelah membaca tiga karya tersebut yang menggambarkan bagaimana jaringan benar-benar memiliki pengaruh saat ini, bahkan telah merambah kepada keilmuan yang sebenarnya memiliki fokus berbeda yaitu ilmu sosial dan ilmu sains. Pada pembahasan kali ini, penulis akan mengajak untuk menelaah bagaimana kedua fokus ilmu tersebut seakan bekerja sama menjadi satu dengan adanya jaringan yang menghubungkan antara individu hingga mencapai jaringan komunitas bahkan global. Pada artikel ini, penulis juga akan membawakan konsep koneksi “The Power of Six Degrees” yang membahas mengenai bagaimana seorang individu dapat berhubungan dengan individu lain yang berada sangat jauh maupun dekat melalui koneksi jaringan yang saling berhubungan satu sama lain.
Small World Phenomenon
Di dunia modern ini banyak sekali hal-hal yang telah ter-simplifikasi akibat adanya kemajuan teknologi di berbagai bidang, salah satunya adalah komunikasi. Dahulu, manusia menggunakan media asap untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang terpisah jauh dan terdapat pemikiran bahwa saat itu dunia ini sangat luas karena adanya hambatan jarak yang jauh hanya untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun, problematika seperti itu saat ini sudah terselesaikan dengan adanya smartphone yang ada dalam genggaman kita. Contoh lainnya adalah berkat kemajuan teknologi komunikasi, saat ini kita dapat terhubung dengan individu yang lain melalui media sosial di platform digital yaitu internet. Sekarang, coba renungkan hal ini “Pernahkah anda berpikir bagaimana caranya untuk mengirimkan sebuah pesan / paket ke tujuannya hanya dengan mengandalkan relasi pertemanan anda?”. Bagi sebagian orang yang telah mengenal keberadaan jasa pengiriman / logistik, pertanyaan macam ini hanya akan dianggap sampah belaka. Namun, di sini tepatnya dari pertanyaan itu muncul sebuah realita bahwa kita bisa melakukannya.
Mari kita melihat skenario berikut ini, Alya adalah seorang kutu buku yang memiliki sedikit sekali jumlah teman dan diantaranya adalah Syafira yang memiliki hobi untuk hangout di Cafe. Suatu saat, Alya memberi tahu Syafira bahwa ia sedang jatuh hati kepada salah seorang murid di sekolahnya yaitu seorang atlit gymnastic yang bernama Robi dan Alya ingin sekali mengirim pesan ke Robi bahwa ia memiliki seorang secret-admirer. Dari sini, kita sudah bisa melihat bagaimana kelanjutannya bukan? Tapi, biarkan penulis menjelaskannya lebih lanjut lagi untuk menghilangkan hal-hal yang bersifat ambigu disini. Syafira yang mengerti akan keinginan temannya itu sejatinya tidak tahu siapa itu Robi. Namun, Syafira tahu bagaimana untuk menghubungkan Robi dengan Alya. Ketika Syafira sedang menikmati momennya di Cafe, ia mengundang salah satu relasi pertemanannya yaitu Nanda, seorang pemain basket di tim sekolah mereka. Syafira menanyakan apakah Nanda kenal dengan atlit bernama Robi, dan jalan kemudian terbuka. Nanda mengangguk dan berkata bahwa Robi adalah sahabat dari pacar Nanda yaitu Syifa, seorang atlit senam indah yang sering berlatih di tempat yang sama dengan Robi. Singkat cerita, Nanda berhasil mendapatkan nomor HP dari Robi melalui pacarnya dan menyerahkannya ke Syafira untuk diberikan ke Alya. Di akhir skenario, Alya dan Robi bisa saling mengenal lebih jauh.
Dari skenario panjang tersebut, penulis ingin membuktikan dua hal yaitu kemajuan teknologi berupa smartphone bermanfaat bagi kehidupan kita dan yang kedua adalah Alya berhasil memanfaatkan channel yang ia miliki untuk terhubung dengan tujuannya. Dari sini, penulis juga ingin membuktikan bahwa relasi pertemanan kita yang bersifat lokal / sedikit, bisa berkembang menjadi bersifat global / berskala besar. Bayangkan bahwa jika tiap individu terhubung hanya dengan 10 orang saja, ketika dua individu bertemu maka keterhubungan relasi mereka bertambah menjadi 20 orang. Walaupun memang secara realitanya hal tersebut tidak benar secara 100% karena ada kondisi dimana salah satu dari orang yang kita kenal sudah mengenal lebih dulu / juga mengenali kawan yang kita temui. Sehingga muncul sebuah pola yang sangat acak dan tidak terstruktur, dan ini baru dilihat dari segi komunikasi saja, bagaimana dengan jaringan yang lain seperti jasa logistik, database pada bank / perusahaan asuransi bahkan lalu lintas pesawat di udara. Namun, poin penjelasan penulis hingga saat ini adalah kita dapat memangkas jarak yang kita rasa sangat jauh dengan memanfaatkan relasi kita sendiri yang sejatinya adalah sebuah jaringan masif dan aset yang kita miliki.
Kembali kepada pembahasan penulis, dalam skenario yang telah dipaparkan kita dapat melihat bahwa Syafira adalah individu / bisa disebut sebuah titik yang berhasil menghubungkan Alya dengan Robi. Syafira berhasil melakukannya karena ia memiliki keterhubungan dengan titik lain yaitu Nanda dan disini peran Syafira adalah sebagai penghubung / hub. Syafira memiliki banyak koneksi berkat hobinya yaitu hangout yang secara tidak langsung ia memiliki koneksi pertemanan lebih banyak dibandingkan dengan Alya, hal inilah yang juga menjadi karakteristik dari hub yaitu kapasitas koneksi yang sangat besar. Dan keberadaan sebuah hub yang saling menghubungkan banyak titik menjadi sangat penting saat ini, karena kita menghilangkannya maka kita menghancurkan jaringan global dan bukan lagi menyusutkannya kembali menjadi jaringan lokal, namun peran krusial dari sebuah hub ini juga menjadi potensi untuk memunculkan masalah karena keterhubungannya dengan banyak titik / orang / individu.
Ketika di dalam jaringan yang besar dan kompleks tersebut terdapat transportasi / perpindahan hal-hal yang bersifat merusak seperti virus, bakteri berbahaya dan lainnya maka penyebarannya tidak akan membutuhkan waktu lama dan hal ini mengakibatkan sebuah jaringan dapat rapuh akibat tingkat konektivitasnya yang tinggi. Hal tersebut juga didukung dengan adanya randomness connectivity antar titik sehingga akan sulit untuk menentukan siapa yang saja yang terpengaruh.
Computational Social Science
Social Science mungkin adalah hal yang asing bagi beberapa orang sebelum akhirnya diterjemahkan menjadi bahasa aslinya yaitu, Ilmu Sosial. Ilmu Sosial atau di Indonesia ini sendiri disebut Ilmu Pengetahuan Sosial telah didapatkan oleh mayoritas dari kita ketika memulai pendidikan di sekolah dasar bahkan berlanjut hingga pada tahap sekolah menengah atas kita sebagai murid harus memutuskan keahlian yang ingin dipelajari lebih dalam yaitu IPA atau IPS. Lalu apa yang dimaksud dengan Computational Social Science? yang secara gamblang berarti Ilmu Sosial Terkomputasi. Apa kaitannya dengan pembahasan penulis sebelumnya mengenai jaringan yang saling terhubung dalam skala besar dan saling mempengaruhi satu sama lain? Dalam hal ini penulis akan membahasnya dalam aktifitas sosial.
Ilmu sosial sejatinya adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungannya, dan saat ini lingkungan yang dipelajari bukanlah sebuah lingkungan lokal dimana ketika membutuhkan data untuk diteliti berjumlah sedikit. Disadari atau tidak, manusia memiliki kelompok-kelompok kecil dalam pergaulannya yang bisa disebut sebagai cluster. Dan ketika seorang peneliti dari bidang ilmu sosial memutuskan untuk melakukan survey pada lingkungannya, bisa jadi ia hanya akan mendapat problematika yang solusinya hanya cocok untuk diimplementasikan kepada lingkungan sekitanya saja dan tidak cocok pada lingkungan di tempat lain. Analogi kasar ini bisa jadi kurang cocok untuk menampilkan bagaimana kita tidak bisa melakukan generalisasi terhadap cluster di masyarakat.
Salah satu alat yang dapat kita gunakan untuk mengatasi permasalahan seperti di atas adalah dengan menggunakan suatu media dimana setiap cluster dari masyarakat dapat terhubung dan merespon. Internetadalah jawabannya, media yang cocok tersebut juga memerlukan alat yang mendukung prosesnya yaitu komputer. Perpaduan antara media yang saling menghubungkan dengan sebuah alat yang mampu meningkatkan kemampuan analisa data yang dikumpulkan menjadi sebuah ‘senjata’ bagi kita untuk mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai kehidupan sosial bermasyarakat.
Ketika kita memiliki perpaduan keduanya dan ingin meneliti soal bagaimana bisa sebuah segregasi terjadi di masyarakat, kita dapat melakukannya dengan mudah. Cukup menyebarkan sebuah form di media sosial dan biarkan masyarakat bereaksi, lalu kita dapat mengunduh data-data tentang bagaimana mereka berinteraksi dan membangun hubungan pertemanan dengan adanya faktor perbedaan budaya, agama, dan lainnya hingga akhirnya dihasilkan suatu ‘peta’ oleh komputer yang menunjukkan pola yang kita cari. Disinilah kita baru saja mendapatkan implementasi dari Ilmu Sosial Terkomputasi. Namun, terdapat sebuah hambatan dalam perkembangan hal ini. Salah satunya adalah aksesibilitas dan juga privasi dari data yang dikoleksi untuk penelitian.
Mengingat keterhubungan dari jaringan seperti internet sangat banyak, luas dan acak maka diperlukannya sebuah infrastruktur yang mendukung untuk melindungi hal-hal yang bersifat personal. Infrastruktur yang diperlukan harus bisa mengawasi secara keseluruhan dan melakukan enkripsi data sehingga tidak mudah untuk bocor dan tersebar begitu saja ke publik. Namun, hal ini bukan berarti computational social science tidak mendatangkan manfaat, hanya saja perlunya ada jaminan bahwa penggunaan teknologi tersebut tidak akan disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Emergence of Network Science
Matematika sebagai ilmu yang sangat penting dan bersifat fundamental pada diri manusia, pernyataan itu mungkin tidak bisa disetujui oleh semua orang, namun penulis setuju karena hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya jaringan besar tempat kita semua salig terhubung di dalamnya. Pada sub-bab sebelumnya, penulis membahas mengenai bagaimana ilmu sosial digunakan bersamaan dengan teknologi dan manfaat serta hal yang menjadi kekhawatiran untuk diselesaikan yaitu privasi.
Pada pembahasan di sub-bab terakhir artikel ini, penulis akan mengajak pembaca untuk melihat bagaimana sebenarnya sebuah jaringan itu memiliki kesamaan yang bersifat universal dengan jaringan yang lain sehingga kita dapat memanfaatkannya ke dalam dunia nyata ini dan tidak hanya menjadi sebuah penemuan yang dibukukan untuk disimpan di lemari hingga berdebu. Mari kita masuk ke dalam pembahasan.
Ketika kita sudah memahami bahwa sebuah jaringan yang saling menghubungkan itu saling mempengaruhi karena sifat tiap individu / nodes di dalamnya yang dinamis dan berinteraksi satu sama lain hampir setiap saat. Dengan bantuan teknologi seperti komputer, kita dapat memunculkan sebuah peta dari nodes yang saling berhubungan tersebut dan menemukan sebuah pola bagaimana satu titik dapat mempengaruhi yang lain ketika mereka melakukan interaksi dan bagaimana sifat dari interaksi itu apakah positif karena membawa manfaat atau negatif karena tidak membawa manfaat melainkan kerusakan.
Network Science adalah bidang ilmu yang bertanggungjawab untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan mengenai jaringan. Dalam disiplin ilmu ini, terdapat beberapa karakteristik yaitu data empiris, perhitungan matematis dan komputasi.
Manfaat yang dapat diambil dari disiplin ilmu ini salah satunya adalah kita dapat mengetahui secara mendetail bagaimana sebuah penyakit dapat tersebar dalam suatu komunitas masyarakat seperti yang baru-baru ini terjadi yaitu munculnya virus Corona di Kota Wuhan, China. Kemunculannya yang mendadak dan tidak diketahui asalanya memerlukan perhatian ekstra karena virus ini telah membunuh 41 orang. Network Science mulai bekerja disini dan berhasil menemukan keterkaitan virus Corona dengan virus lain sebelumnya yaitu MERS dan SARS yang saat ini virus Corona / Novel coronavirus dengan kode nama nCov dikategorikan sebagai keluarga dari virus MERS dan SARS. Selain itu, berkat penelitian lebih lanjut virus ini diketahui dapat ditularkan lewat udara dan berasal dari ular yang memakan kelelawar yang terinfeksi terlebih dahulu.
Walaupun hal tersebut masih dalam penelitian lebih lanjut, tapi praktik Network Science disini sangat terlihat akan keberhasilannya menghubungkan satu komponen dengan komponen yang lain sehingga terlihat pola yang berujung pada sumber penyebaran virus tersebut.
Resolution
Hingga akhir dari artikel ini, penulis masih merasakan bahwa artikel ini masih jauh dari sempurna dan apa yang diharapkan dari ulasan ini adalah kawan-kawan pembaca dapat memahami mengenai jaringan dalam dunia saat ini.
Saran dan kritik yang membangun akan diterima secara terbuka oleh penulis. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita semua.
Referensi penulis,